Cara aman traveling sendirian


Di metro sendirian dari Nord Du Station, Paris

Sendirian di Metro dari Nord Du Station, Paris

Ini adalah tahun kedua saya sebagai solo traveler, atau orang yang memilih traveling sendirian. Setiap saya bilang ke orang lain bahwa saya memilih traveling sendirian, respon mereka rata-rata sama: “kok berani sih?”. Yup, orang kita memang masih terbiasa dengan sistem kekerabatan bahkan sampai jalan-jalan sekalipun. Pergi liburan harus bersama-sama, kalau perlu dalam rombongan yang besar biar ramai. Padahal, semakin beramai-ramai kita traveling, semakin kita tidak bisa menikmati traveling itu sendiri. Selain berisik, menyatukan kesukaan antar teman jalan biar bisa satu tujuan itu susah, loh. Belum lagi kalo ada yang ngambek atau manja. Hih!

Sebutannya aja solo traveler, ya semuanya harus dilakukan sendiri, termasuk menjaga diri sendiri. Kalau tiba-tiba sakit, kita sendiri yang harus mencari obatnya. Kalo mendapat masalah selama di jalan, ya kita sendiri juga yang harus mencari jalan keluarnya. Pokoknya, solo traveler itu cocoknya cuma buat yang tangguh dan mandiri. Kalo sedikit-sedikit masih minta dikerjain sama mama mending bobo di rumah, deh! Nah, berikut ini adalah cara saya menjaga keamanan diri sendiri ketika traveling.

Kenali tujuan sebelum berangkat. Traveling tanpa melakukan research adalah fatal buat seorang solo traveler. Kita tidak pernah tahu bahaya di tempat baru yang akan kita tuju. Dengan melakukan research kita jadi tahu apa saja yang boleh dilakukan, dan tidak boleh dilakukan di suatu tempat. Contohnya, sebelum saya berangkat ke Vietnam, saya sempat-sempatkan browsing transportasi paling aman dari bandara ke hostel yang akan saya tempati. Banyak yang merekomendasikan menggunakan Mailinh Taxi – yang katanya satu-satunya taksi resmi bandara. Setibanya saya di Vietnam, saya nekat memakai taksi yang bukan dari Mailinh Taxi, eh beneran saya kena argo kuda. Sialan! Semakin kita rajin browsing, semakin kita tahu resiko selama di jalan.

Jangan paranoid tapi gunakan common senseBanyak yang bilang sebagai solo traveler, kita lebih baik nggak main sampai larut malam. Lah, lalu bagaimana kalau kita pergi ke tempat yang memang hip ketika malam, masak harus kita lewatkan? Maka dari itu, sebagai solo traveler kita harus pintar menggunakan instinct. Kalau memang tempat itu tidak memiliki transportasi umum yang aman, ya jangan nekat naik mending jalan kaki, atau sewa motor. Begitu juga dengan penginapan, kalau hostel yang akan ditempati dirasa tidak aman, ya jangan ditempati.

Jangan bilang sendirian! Di beberapa negara yang kurang maju transportasi publiknya memang cukup berbahaya buat solo traveler. Sementara, tranportasi publik adalah pilihan paling murah buat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kalau mau sewa mobil sendirian bisa-bisa bangkrut. Apalagi lagi, seperti saya yang hobinya nyasar. Sedangkan kalo naik transportasi umum, mau tidak mau kita harus bertemu dengan orang asing yang kita tidak tahu niat baik atau jahatnya. Nah, cara terbaik untuk mengurangi tindak kriminal ketika di jalan adalah dengan tidak bilang kalau sedang traveling sendirian. Bilang saja ada teman lokal yang sedang menunggu. Atau, buat para wanita bisa menggunakan trik cincin kawin palsu. Kalau digodain tinggal bilang “sorry, I’m taken!”  🙂

Perbanyak identitas sebelum berangkat. Ini hal yang wajib saya lakukan. Saya biasanya menscan, dan mengandakan passport saya sebelum saya berangkat traveling. Soft file dari passport akan saya kirim ke email saya pribadi kalau-kalau saya kehilangan passport ketika di jalan. Sedangkan hard copy nya saya gunakan untuk dokumen cadangan.. Ingat, passport adalah barang paling berharga dan fatal buat seorang pejalan. Jangan sampai, deh, sampai kehilangan passport di jalan. *amit-amit*

1…2…3….KABUUUUUUUUR! Banyak web site travel yang merekomendasikan untuk membawa pisau lipat atau alat kejut selama traveling sendirian. Namun kenyataanya, banyak pejalan, apalagi wanita, yang malah terluka gara-gara tidak tahu cara menggunakannya. Cara terbaik kalau diikutin orang asing adalah terus berjalan! Cari pusat keramaian, atau masuk ke toko atau kafe dan tunggu sampai situasi aman.

Act like local.  Kecenderungan orang yang pertama kali traveling sendirian adalah terlihat turis banget. Padahal, terlihat turis banget malah bisa membahayakan diri sendiri. Coba berpakain dan bertingkah sewajarnya seperti orang lokal. Jangan membawa terlalu banyak barang berharga ketika traveling, apalagi ketika sudah keluar dari hotel. Sudah niat backpacking, eh ranselnya merek Louis Vuitton yang harganya 10 juta, yakin lo nggak bakal kecopetan?

Hafalkan beberapa kata. Ketika traveling ke negara yang tidak bisa berbahasa Inggris, saya biasanya menghafalkan beberapa phrasa kata dalam bahasa lokal seperti, masuk, keluar, terima kasih, maaf, belok kanan, dan belok kiri. Dengan menghafalkan beberapa kata lokal, kita bisa dengan mudah meminta bantuan kalau terjadi hal-hal buruk selama di jalan.

Jangan panik! Selama traveling sendirian pasti ada masalah yang tiba-tiba muncul. Seperti ketinggalan kereta, tersesat, hostel mendadak penuh, atau kecopetan. Saat-saat inilah mental kita sebagai solo traveler diuji. Penjahat atau calo biasanya menggunakan momen dimana kita terlihat bingung dan panik. Kalo dalam kondisi seperti ini, saya biasanya memilih tetap tenang sambil mencari kafe untuk duduk, dan memikirkan jalan keluarnya. Kalau sudah tenang, carilah orang lokal, atau polisi untuk meminta bantuan.

Minum boleh, tapi jangan mabuk. Derita ketemu dengan sesama pejalan yang berasal dari negara yang suka minum adalah diajak minum beer sampai bego. Saya pernah ketemu dengan pejalan asal Kanada yang hobinya mabuk. Bangun tidur minum beer, habis makan minum beer, sebelum tidur minum beer. Bahkan jalan-jalan pun bawaanya bukan air mineral, tapi beer! Kalau traveling sendirian, usahakan jangan terlalu banyak minum alkohol, apalagi sampai teler karena nggak ada yang mengantarkan pulang ke hostel.

Cari teman jalan. Traveling sendirian bukan berarti terus-terusan sendirian. Setibanya saya di hostel, biasanya saya langsung berkenalan dengan teman satu kamar. Siapa tahu, dari kenalan bisa jadi teman untuk sharing budget dan bisa saling menjaga satu sama lain selama traveling.

Intinya, selama kita tahu batas-batas aman, dan menggunakan common sense, traveling sendirian pasti aman, bahkan bikin ketagihan! Selamat mencoba! 😀 

  

18 thoughts on “Cara aman traveling sendirian

Leave a reply to bawangijo Cancel reply