Liburan Bareng Murid


IMG_3509Masih ingat pertama kali studi wisata ketika jaman sekolah? Kalau kalian tahunya Karya Wisata, ketebaklah umur kalian berapa! Pengalaman studi wisata yang paling saya ingat itu ketika saya duduk di kelas dua SMA. Tujuan sekolah kami setiap tahun selalu sama yaitu, Bali. Layaknya Bali nggak ada tempat lain, tujuan kami di Bali pun juga selalu sama setiap tahunnya: Monkey Forest, Pasar Seni Sukawati, Museum Subak, Joger (yang bahkan nggak pernah saya kunjungi lagi sekarang), dan Pantai Kuta. Sebelum berangkat kami diberi tugas oleh masing-masing guru mata pelajaran. Sesampainya di tempat-tempat tadi, kami harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh para guru. Dari semua tugas yang diberikan, tugas yang paling memalukan menurut saya adalah wawancara turis asing. Gara-gara tugas ini saya harus gangguin bule yang lagi sunbathing di Pantai Kuta demi saya wawancarai. Untungnya si bule baik banget menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari saya. Padahal, bahasa Inggris saya waktu itu masih ala kadarnya. Maafkeun 😦

Yang paling biking ngikik adalah kelakuan para rombongan pelajar ini. Biasanya mereka memakai kaos bergambar moto sekolah yang ukurannya segede gaban sebagai tanda kalau mereka nyasar. Untungnya sekolah saya dulu nggak pernah menerapkan kaos berwarna yang sama ini, jadi saya masih bisa ngelayap kapan pun saya mau. Kadang-kadang para pelajar ini juga dibekali buku catatan untuk mencatat apapun yang mereka lihat. Bayangkan saja, di pantai mereka harus bawa-bawa buku tulis merek Sidu! Belum lagi kemanapun mereka pergi harus tetap berpakaian sopan, saking sopannya ke pantai pun harus memakai jaket dan celana panjang! Duh, gurunya bukan anak pantai, tuh, pasti.

Tujuh tahun berlalu semenjak saya menjadi peserta studi wisata nan nista, sekarang saya bukan lagi menjadi peserta studi wisata, tapi guru (yes, I’m a teacher!) yang menyiapkan anak-anaknya buat studi wisata, nah lho! Jadi ceritanya belum lama ini saya dan beberapa murid saya berlibur ke Bandung. Tujuan kami memilih Bandung adalah karena ceweknya cantik-cantik pilihan wisata buat anak sekolah yang lumayan banyak. Saking banyaknya sampai bingung mana yang harus dipilih, dan menarik untuk dikunjungi anak sekolah.

Hayo mana gurunya :p

Hayo mana gurunya :p

Persiapan dimulai dari memilih tempat kunjungan. Karena ingin menggabungkan Adventure, Education, dan Entertainment, akhirnya kami memilih kawah putih Ciwidey, Situ Cileunca Pengalengan, Trans Studio, PVJ, dan Jalan Braga. Di hari pertama, tujuan kami adalah Kawah Putih dan Trans Studio Bandung. Hari itu cuaca Bandung sangat cerah, secerah senyum mahasiswi Bandung. Ketika kami sampai di kawah putih Ciwidey, kawahnya pun terlihat begitu cantik. Air kawah bergradasi dari putih tua ke hijau tosqa dengan kabut tipis di atas kawah. Pengunjungnya pun hari itu tidak begitu padat, sehingga kami bebas untuk berfoto-foto. Ahey!

Setelah puas bermain di Ciwidey, perjalanan kami lanjutkan ke Trans Studio Bandung. Awalnya saya pikir saya bisa terus bermain bareng anak-anak dengan menaiki semua wahana, ternyata saya salah! baru mencoba satu wahana bernama swing saja saya sudah mabok duluan. Gimana nggak mabok, gerakannya saja dilempar ke kiri, ke kanan, terus ke atas, dan sekonyong-konyong dilempar lagi ke bawah. Sementara anak-anak masih sehat, saya sudah hangover, iya, hangover ayunan! Umur emang nggak bohong ya, cuy 😦

IMG_3487

Outbound di Situ Cileunca Pengalengan

Hari kedua perjalanan berlanjut ke Situ Cileunca Pengalengan. Gara-gara berkunjung ke sini saya baru tahu kalau Bandung memiliki tempat rafting yang lumayan menantang. Walaupun sungainya sungai buatan, tetap saja arusnya sangat menantang untuk yang baru pertama kali rafting seperti saya dan beberapa anak-anak. Selain rafting, Situ Cileunca juga memiliki arena flying-fox dan Paint Ball yang letaknya di dalam hutan lindung yang dikelilingi oleh perkebunan teh. Jadi ingat film petualangan Sherina nggak, sih? Walaupun hari itu hujan turun cukup deras, kami memutuskan untuk terus bermain. Bahkan, anak-anak nampak menikmati bermain paint ball walaupun sudah basah kuyup dan menggigil kedinginan. Seru abis, lah, pokoknya!

Nah, Karena dua hari sebelumnya sudah diisi dengan kegiatan yang berat-berat, hari terakhir di Bandung kami memutuskan untuk sedikit bersantai dengan mengujungi Paris Van java dan Jalan Braga untuk wisata belanja. Sementara anak-anak asyik berbelanja di FO, saya memilih duduk menikmati pisang goreng. Guru mah bebas! :p

Hayo mana gurunya :p (2)

Hayo mana gurunya :p (2)

Kalau diperhatikan tujuan kami di Bandung memang nggak begitu banyak, karena dari awal kami sepakat supaya anak-anak mempunyai waktu yang panjang, dan bisa bebas bermain tanpa harus dihayo-hayoin. Berbeda dari jaman saya sekolah dulu, dalam satu hari saya bisa mengunjungi lima tempat sekaligus! Alhasil, guru tugasnya nge-hayo-hayo-in muridnya bak bebek. Di perjalanan kami ini, Anak-anak juga bebas dari tugas sekolah, sehingga mereka benar-benar pergi untuk liburan. Namun jangan salah, walaupun sekedar liburan saya yakin anak-anak belajar lebih banyak hal daripada sekedar wawancara bule yang sedang sunbathing.

Bagaimana nggak belajar, untuk sekedar berpisah dengan orang tua membutuhkan keberanian tersendiri buat anak-anak ini. Beda banget, kan, dari jaman kita dahulu yang berani ngelayap kemana aja. Belum lagi harus bermain di alam terbuka yang tentu saja kalah menarik daripada game di iPhone mereka. Sementara buat saya yang menganut solo traveling, membawa rombongan anak-anak sekolah juga menjadi pelajaran tersendiri. Saya yang biasanya hanya memikirkan diri saya sendiri ketika traveling, sekarang saya harus memikirkan 28 anak yang masih ABG. Saya yang biasanya nggak pernah membuat rencana perjalanan, sekarang harus membuat itinerary dengan begitu detail. Saya yang biasanya suka gemes sama orang yang membawa koper ketika traveling, sekarang harus memahami kalau ritme orang dalam traveling berbeda-beda. Duh, pokoknya pelajaran banget, lah, buat saya. Yang paling penting, saya bisa berbagi pengalaman traveling ke murid-murid saya. Karena saya yakin, satu perjalanan berkesan pasti akan diingat selamanya. Buktinya, saya masih ingat, tuh, studi wisata pertama saya di SMA yang membuat saya berani traveling seperti sekarang. 🙂

              

11 thoughts on “Liburan Bareng Murid

Leave a reply to winnymarlina Cancel reply